Kamis, 05 Februari 2015

Menjadi Perindu Shalat Dan Perindu Allah SWT ❤

Pada kesempatan yang indah ini,
mencoba memaparkan tentang cara
menjadi orang yang selalu rindu kepada
Allah swt. yang merindukan sholat
termasuk cara mencapai sholat yang
khusyu’ dan juga ciri-ciri orang yang
selalu merindukan sholat. Ibadah sholat
merupakan mi’rajnya kaum muslimin ke
hadirat Allah swt. Sholat merupakan
alah satu kunci dalam meraih surga
terutama bagi hamba-hamba Allah
yang khusyu’ dalam mengerjakan
sholat.
Pengertian sholat secara bahasa
seperti yang sudah kita ketahui artinya
sholat adalah doa. Ada juga yang
merelasikan kata sholat dengan kata
washala yang berasal dari kata
dasarnya yang artinya adalah bersatu
dan tiba.
Dalam rangka untuk mencapai sholat
yang khusyu’, terlebih dahulu yang
pertama adalah melihat ke dalam hati
kita masuk ke dalam kategori apakah
hati kita?. Apakah kategori hati yang
rindu kepada Allah swt ataukah masuk
ke dalam kategori hati yang takut
kepada Allah swt?
Di dalam ilmu tasawuf, terdapat
mazhab yang namanya mazhab cinta.
Penganut mazhab ini adalah orang-
orang yang mendekat kepada Allah
dari unsur cinta. Apabila kita
menginginkan kekhusyukan, maka
hendaknya kita mengembangkan salah
satu sifat ini. Apabila kita merindukan
Allah swt, maka kita seharusnya
mencintai Allah swt. dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan Allah swt.
Berdasarkan Ibnu Arabi, pembagian
cinta di bagi menjadi tiga jenis cinta,
yaitu :
Cinta natural.
Dalam istilah Ibnu arabi disebut al-
hubb al-tabi’i yaitu cinta yang sifatnya
natural. Contoh cinta natural adalah
cinta seorang ayah kepada anaknya,
atau cinta seseorang kepada seseorang
yang lain yang berbuat kebaikan
kepadanya. Ciri dari cinta natural
adalah sangat bersifat subyektif dan
cintanya adalah mementingkan diri.
Pada hewan juga mempunyai cinta
natural seperti ini.
Cinta yang seperti ini adalah rasa cinta
kepada orang lain yang berbuat
kebaikan karena merasa mendapat
keuntungan atau diuntungkan. Menurut
Ibnu Arabi, apabila cinta seseorang
kepada sesuatu atau orang lain
dikarenakan diuntungkan atau pamrih,
maka cinta seperti ini adalah tidak
lebih dari cinta hewan.
Cinta supranatural
Cinta ini tidak dimiliki oleh hewan dan
hanya dimiliki oleh manusia. Contoh
cinta supranatural misalnya cinta
seorang ibu yang mencintai anaknya
tanpa mengharapkan pamrih atau
balasan berupa keuntungan. Seorang
ibu yang demikian tidak akan
mengharapkan kepada anaknya agar
memberi keuntungan kepada dirinya
nanti, namun cintanya adalah semata-
mata keikhlasan ibu untuk merawat
anaknya.
Maka hendaknya untuk selalu rindu
kepada Allah swt. sebaiknya dan
seharusnya seorang muslim
mengembangkan cinta supranatural
seperti ini.
Cinta tidak bisa dibayangkan
Menurut Ibu Arabi, cinta seperti ini
adalah cintanya Rasulullah Nabi
Muhammad saw . Kepada Allah swt. dan
atau cintanya waliyullah atau para
kekasih Allah swt. Cinta seperti ini
disebut cinta hubb al-ilahi. Hati yang
tidak melihat ibadah sholat semata
sebagai keharusan atau kewajiban,
namun sebagai media untuk bertemu
kepada Allah swt.
Rasulullah Nabi Muhammad saw.
Berkata bahwa sholat adalah
merupakan lahan nyawa dan cahaya
matanya. Oleh sebab itu, apabila
datang waktunya sholat, Nabi berkata :
qurratu ‘aini al-shalah yang artinya
cahaya mataku adalah sholat.
Ciri atau tanda-tanda orang yang
merindukan sholat dan rindu Allah
Tanda atau ciri orang yang rindu sholat
dan rindu Allah antara lain :
Mereka sering menunggu
waktu datangnya sholat.
Layaknya seperti orang yang
selalu menantikan kedatangan
dari sang kekasih.
Sholat dijadikan sebagai
ajang atau media bertemu
dengan kekasih yaitu
bertemu dan berkomunikasi
dengan Allah swt. Hal seperti
inilah yang disebut dengan
hati yang rindu atau qalbun
isyqiy
Mereka bersungguh-sungguh
dengan Allah kekasihnya.
Rasulullah saw. adalah pribadi
yang sempurna, dan dalam
setiap sholatnya beliau
senantiasa berdoa kepada
Allah : Ya Allah, berikanlah
aku kesungguhan dalam
ibadahku.
Suka dan senang bersendirian
dengan Allah (kekasihnya).
Sehingga orang yang rindu
kepada sholat dan rindu
kepada Allah, mereka
senantiasa berkhalwat dan
menumpahkan semua
pendalaman jiwanya dengan
mengerjakan sholat tahajud.
Dalam sebuah kitab karangan Abu Said
al-Kharraj menerangkan bahwa
pengertian sholat secara tarekat
adalah keakraban dan syari’at adalah
pengabdian, sedangkan secara hakikat
adalah penyatuan ke haribaan tuhan.
Menurut Abu Said al-Kharraj, dalam
kitabnya tersebut, sholat seseorang
dikatakan sah, manakala sholat yang
dia lakukan dapat membentuk
pribadinya menjadi pribadi yang
berperilaku positif dan dapat
menghindari dan terhindar dari
melakukan perbuatan-perbuatan yang
negatif.
Juga berdasar Abu Said, Sholat yang
khusyu’ akan dapat mencapai al-uns
yang artinya adalah keintiman. Dan
orang yang yang dapat
mengembangkan qalbun isyqiy, maka
mereka akan dapat merasa dan meraih
keintiman dan berbahagai dengan
kekasihnya yaitu Allah swt.Subhanallah
wabihamdihi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar