Kamis, 05 Februari 2015

Arti Taqwa Menurut Syara' dan Macamnya

Pengertian dan makna takwa yaitu
berasal dari kata "Takwa" adalah
mengambil tindakan penjagaan dan
juga memelihara diri dari sesuatu yang
mengganggu dan juga keburukan.
Pengertian takwa menurut syara'
"Takwa" itu berarti menjaga dan
memelihara diri dari siksa dan murka
Allah dengan jalan melaksanakan
perintah-perintah-Nya serta menjauhi
semua larangan-larangan-Nya,
menjauhi semua kemaksiatan dan taat
kepada Allah SWT.
Sebagaimana dengan firman Allah
berkenaan dengan takwa tersebut di
atas yaitu : Artinya "Sesungguhnya
orang -orang yang paling mulia di
antara kamu sekalian di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa".
Rasulullah saw. pernah ditanya oleh
seseorang : "Wahai Rasulullah saw.
siapakah keluarga Muhammad itu?.
Rasulullah saw, menjawabnya : "Orang
yang bertakwa kepada Allah SWT. dan
takwa itu merupakan suatu kumpulan
perbuatan baik, sedangkan esensinya
adalah selalu taat kepada Allah SWT.
supaya sadar dan terhindar dari siksa-
Nya.
Hal semacam itu supaya ditaati bukan
untuk diingkari, agar diingat tidak
untuk dilupakan, serta supaya disyukuri
bukan untuk dikufuri".
Takwa itu adalah membentengi diri dari
siksa Allah SWT. dengan jalan taat
kepada-Nya, (menurut pendapat dari
para ahli Tashawwuf), sedangkan
menurut pendapat dari Fuqaha (ahli
fiqih) Takwa itu berarti bahwa menjaga
diri dari segala sesuatu yang dapat
melibatkan diri kepada perbuatan
dosa.
Adapun pendapat dari Abdullah Ibnu
Abbas ra. menerangkan bahwa orang
yang bertakwa itu ialah :
Orang yang selalu berhati-
hati dalam ucapan dan
perbuatannya agar tidak
mendapatkan suatu murka
dan siksa Allah juga
meninggalkan dorongan hawa
nafsu.
Orang yang selalu
mengharapkan suatu rahmat
dari Allah dengan jalan
meyakini dan juga
melaksanakan semua ajaran
yang telah diturunkan Allah.
Takwa itu merupakan satu modal dari
persiapan sedangkan sabar itu adalah
merupakan satu dari amal perbuatan
baik, dan tidak ada satupun
argumentasi yang benar kecuali
Rasulullah saw, sebab itu tidak ada
seorang pun yang dapat menolong
kecuali Allah SWT. (menurut pendapat
dari Sahal bin Abdullah).
Agar supaya manusia itu bertakwa
maka akhirat diciptakan sedangkan
supaya manusia itu menerima cobaan
maka diciptakan dunia, itulah pendapat
dari Al-Kattani. Seseorang dapatlah
dikatakan sempurna takwanya jika
orang tersebut dapat menjaga diri dari
segala perbuatan dosa meskipun
seberat biji sawi atau sekecil atom
sekalipun, dan meninggalkan sesuatu
yang tidak halal sebab takut akan
tergelincir kepada hal-hal yang
dimurkai allah dan dosa, maka dengan
demikian akan terbentuk suatu benteng
pengingat kokoh sekali di antara
dirinya dengan sesuatu yang berakibat
dosa dan perbuatan yang dimurkai oleh
Allah SWT., itulah pengertian takwa
menurut pendapat dari Abu Darda.
Menurut pendapat Musa bin A'yun
menerangkan bahwa bertakwa berarti
membersihkan diri dari bermacam-
macam subhat, sebab takut akan jatuh
ke dalam hal yang sama sehingga dari
beberapa pendapat di atas dapat
diambil suatu kesimpulan mengenai
ciri-ciri dari orang yang bertakwa
antara lain adalah : kecuali tuntunan
Allah, maka segala sesuatu haruslah
ditinggalkan. Segala sesuatu yang
dapat menjauhkan diri dari Allah SWT.,
maka haruslah ditinggalkan.
Menentang hawa nafsu serta
meninggalkan segala hasrat jiwa .
Melaksanakan serta memelihara tata
cara kehidupan menurut syariat Islam
di dalam segala ucapan juga perbuatan
haruslah mengikuti dan mencontoh
tuntunan dari Rasulullah saw.
Ada beberapa arti mengenai kata
"Takwa" yang telah dijelaskan oleh Al-
Qur'an, di antaranya adalah sebagai
berikut :
Sebagaimana di dalam firman Allah
SWT. arti takwa mempunyai arti
"Taubat", yakni di dalam surat Al
Hujarah ayat 41 artinya adalah :
"Dan hanya kepada Akulah kamu harus
bertakwa". Takwa mempunyai makna
"Ketaatan dan ibadah", sesuai dengan
firman Allah SWT. yang artinya adalah
sebagai berikut: "Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam". (QS. 3 : 102).
Takwa berarti "Bersih hati dari dosa",
firman Allah SWT.: "Dan barangsiapa
yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya
dan takut kepada Allah dan bertakwa
kepada-Nya, maka mereka itu adalah
orang-orang yang telah mendapatkan
kemenangan". (QS. An-Nur : 52).
Dari ketiga dalil tersebut di atas maka
yang dimaksudkan oleh tokoh-tokoh
Shufi adalah yang terakhir, sehingga
mereka mengambil sebuah kesimpulan
bahwa Takwa itu adalah terpeliharanya
hati dari berbagai dosa, yang
memungkinkan akan terjadi karena
adanya keinginan yang kuat untuk
meninggalkannya, maka dengan
demikian manusia akan terpelihara dari
segala kejahatan.
Kecuali hanya kepada Allah SWT., maka
kepada segala apapun, seorang hamba
tidak akan takut, itulah yang dimaksud
dengan takwa menurut Nashr Abadzi.
Di samping itu juga Nashr
menerangkan satu hal lagi yaitu :
"Barangsiapa yang selalu bertakwa,
maka ia akan merasa keberatan sekali
untuk meninggalkan akhirat"
sebagaimana firman Allah sebagai
berikut:
Artinya : "Desa akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang bertakwa, apakah
kalian semua tidak berpikir". (QS. Al-
An'am: 32).
"Barangsiapa yang selalu menginginkan
agar takwanya benar, maka dia harus
meninggalkan semua perbuatan dosa".
(Menurut pendapat Sahal).
Allah akan memudahkan hatinya untuk
berpaling dari kemewahan dunia,
barangsiapa yang mampu untuk
merealisasikan takwa, menurut
sebagian dari para Ulama'.
Takwa menurut Abu Bakar Muhammad
Ar-Rudzabari adalah meninggalkan
segala sesuatu yang dapat menjauhkan!
diri dari Allah SWT., sedangkan
menurut dari Dzun Nun yang dimaksud
dengan takwa ialah: orang yang tidak
mengotori jiwa secara lahir dengan
suatu hal-hal yang bertentangan dan
tidak mengotori jiwa batin dengan
interaksi sosial di dalam kondisi
demikian, seseorang itu akan selalu
kontak dengan Allah SWT. dan dapat
berkomunikasi dengan Allah.
Takwa itu terbagi menjadi dua bagian,
menurut pendapat ini Ilmu Atha'
yakni : Takwa lahir adalah menjauhkan
diri dari hal-hal yang dilarang oleh
Allah SWT. Takwa lahir batin adalah
niat dan ikhlas. sehingga di dalam hal
seperti ini Dzun Nun Al-Misri
mengedapankan pendapatnya dalam
bentuk syair ada kehidupan yang sejati
kecuali dengan kekuatan hati mereka
yang selalu merindukan takwa dan
menyukai dzikir ketenangan telah
merasuk ke dalam jiwa yakin dan baik
sebagaimana bayi yang masih menetek
lelah merasuk ke dalam pangkuan.
Bertakwa itu dapat dijadikan standar
apabila telah memenuhi dalam tiga hal,
menurut pendapat seorang laki-laki,
antara lain: Niat yang baik dalam hal
yang tidak mungkin diperolehnya,
Ridha yang baik dalam hati yang telah
diperoleh, Sabar dalam hal yang "baik
dalam hal yang telah lewat. .
Menurut satu pendapat yang lain bahwa
takwa itu dapat dibagi menjadi
beberapa bentuk ialah :
Takwa orang awam karena
menghindarkan diri dari
syirik.
Takwa orang yang istimewa
karena menghindarkan diri
dari perilaku maksiat.
Takwa para wali karena
menghindarkan diri dari
perbuatan jelek.
Takwa para Nabi karena
menghubungkan diri dengan
berbagai aktivitas yang di
dalamnya terkandung takwa.
Telah dituturkan oleh Amirul Mukminin
Ali bin Abi Thalib ra. bahwa sebaik-baik
orang di dunia ini adalah orang yang
dermawan dan juga sebaik-baik orang
di akhirat nanti adalah orang yang
takwa.
Adapun dalil-dalil yang menerangkan
dan juga memperjelas mengenai Takwa
itu adalah antara lain berdasarkan
pada firman-firman Allah SWT. dan
juga hadits-hadits Nabi. .
Terdapat di dalam surat Ali-Imran
ayat 102, artinya: "Hai orang-orang
yang beriman bertakwalah kepada Allah
SWT. dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam". .
Di dalam surat Al-A'raf ayat 35,
artinya adalah : "Barang- siapa yang
bertakwa dan berlaku baik, tidak akan
ada rasa khawatir pada diri mereka
dan mereka tidak akan berduka
cita". .
Terdapat di dalam surat Al-Baqarah
ayat 103, artinya: "Sekiranya mereka
beriman dan bertakwa, tentu akan
mendapatkan pahala yang lebih baik di
sisi Allah, sekiranya mereka
mengetahui". .
Di dalam surat An-Nahl ayat 128, yang
artinya adalah : "Sesungguhnya Allah
menyertai orang-orang yang takwa dan
orang-orang yang berbuat
kebajikan". .
Terdapat pada surat Al-Maidah ayat
96, artinya "Takwalah kamu kepada
Allah SWT. yang kepada-Nya nanti
kamu akan dikumpulkan". .
Surat Al-Ahzab, ayat 70 - 71, artinya
adalah : "Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang
benar, niscaya Allah menghendaki
bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu.
Dan barangsiapa mentaati Allah dan
Rasul- Nya, maka sesungguhnya ia
telah mendapat kemenangan yang
besar".
Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
adalah: "Aku berpesan kepadamu
dengan takwa kepada Allah dalam
segala urusanmu baik yang tersembunyi
ataupun yang terang-terangan".
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Ahmad juga, artinya : "Aku berpesan
kepadamu untuk takwa kepada Allah,
karena takwa itu pokok pangkal segala
sesuatu". Hadits riwayat Tirmidzi,
artinya adalah : "Takwalah kepada
Allah di dalam segala sesuatu yang
kamu ketahui",
Di dalam hadits yang telah
diriwayatkan oleh Muslim, yakni artinya
adalah : "Ya Allah!. Sesungguhnya aku
mohon kepada-Mu bimbingan, takwa,
perlindungan, dari perbuatan haram,
dan kecukupan". hadits yang telah
diriwayatkan oleh Thabrani, artinya :
"Wajib atas kamu takwa kepada Allah,
sesungguhnya takwa itu mengumpulkan
setiap kebaikan dan wajib atasmu
berjihad di jalan Allah, karena
sesungguhnya jihad ke jalan Allah
kependetaan dalam Islam. Wajib atas
kamu ingat kepada Allah dan membaca
kitab-Nya, maka sesungguhnya Dia itu
cahaya bagimu di bumi dan ingatan
untuk kamu di langit. Dan
sembunyikanlah lidahmu kecuali dalam
kebaikan, karena sesungguhnya dengan
demikian itulah kamu mengalahkan
setan". hadits riwayat Ahmad yang
artinya adalah sebagai berikut:
"Sesungguhnya orang yang paling
utama kepada-Ku adalah orang-orang
yang takwa, siapa pun mereka, dan di
mana pun mereka berada".
Demikianlah dalil-dalil yang
menerangkan atau memperjelas sebagai
bukti takwa, untuk dijadikan sebagai
bahan rujukan agar kita dapat
memelihara iman kita kepada Allah,
juga agar tetap takwa kepada Allah
SWT. karena hanya kepada-Nyalah kita
akan kembali juga hanya kepada Allah
jualah tempat segala-galanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar