Kamis, 05 Februari 2015

Hikmah Puasa dalam tinjauan agama dan ilmu pengetahuan

Manusia merupakan makhluk yang tertinggi
derajatnya, oleh karena itu manusia diutus oleh
Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai
makhluk yang tertinggi yang membedakan antara
manusia dengan makhluk Allah yang lain adalah
manusia dikaruniai oleh Allah dengan akal
sedangkan makhluk Allah yang lain tidak. Dengan
akalnya ini manusia berusaha sejauh mungkin untuk
mengupas rahasia-rahasia alam karena alam
semesta ini diciptakan oleh Allah dan tak akan lepas
dari tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
makhluknya. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam
salah satu firman-Nya :
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
(langit dan bumi) dengan sia-sia. Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api
neraka” (QS. Ali Imran : 191)
Ayat inilah yang membuat orang mulai berpikir
untuk mencari hikmah dan manfaat yang
terkandung dalam setiap perintah maupun larangan
Allah diantaranya adalah hikmah yang tersembunyi
dari kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan
Ramadhan yang diperintahkan oleh Allah khusus
kepada orang-orang yang beriman. Hal ini seperti
disebutkan di dalam firman Allah yaitu :
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
(QS. Al Baqarah : 183)
Sudah barang tentu hikmah puasa tersebut sangat
banyak baik untuk kepentingan pribadi maupun
untuk kepentingan umat (masyarakat) pada
umumnya. Diantara hikmah-hikmah tersebut yang
terpenting dan mampu dijangkau oleh akal pikiran
manusia sampai saat ini antara lain :
a. Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)
Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa
hampir semua penyakit bersumber pada makanan
dan minuman yang mempengaruhi organ-organ
pencernaan di dalam perut. Maka sudah
sewajarnyalah jika dengan berpuasa organ-organ
pencernaan di dalam perut yang selama ini terus
bekerja mencerna dan mengolah makanan untuk
sementara diistirahatkan mulai dari terbit fajar
hingga terbenamnya matahari selama satu bulan.
Dengan berpuasa ini maka ibarat mesin, organ-
organ pencernaan tersebut diservis dan
dibersihkan, sehingga setelah menjalankan ibadah
puasa di bulan Ramadhan Insya Allah kita menjadi
sehat baik secara jasmani maupun secara rohani.
Hal ini memang sudah disabdakan oleh Rasulullah
SAW dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan
oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yaitu :
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
“Berpuasalah maka kamu akan sehat” (HR. Ibnu
Suny dan Abu Nu’aim)
Juga dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda :
“Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan
pembersih badan kasar (jasad) ialah puasa” (HR.
Ibnu Majah)
Dalam penelitian ilmiah, kebenaran hadis ini
terbukti antara lain :
1. Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman
menggunakan puasa untuk menyembuhkan penyakit
yang sudah tidak dapat diobati lagi dengan
penemuan-penemuan ilmiah dibidang kedokteran.
Metode ini juga dikenal dengan istilah “diet” yang
berarti menahan / berpantang untuk makanan-
makanan tertentu.
2. Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang
berjudul “Al Islam wat Tibbul Hadits” menjelaskan
bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam
penyakit diantaranya kencing manis (diabetes),
darah tinggi, ginjal, dsb.
3. Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan
pernah memperoleh penghargaan nobel dalam
bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan
berpuasa dapat membersihkan pernafasan.
4. Mac Fadon seorang dokter bangsa Amerika
sukses mengobati pasiennya dengan anjuran
berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat
ilmiah.
b. Membersihkan rohani dari sifat-sifat hewani
menuju kepada sifat-sifat malaikat
Hal ini ditandai dengan kemampuan orang berpuasa
untuk meninggalkan sifat-sifat hewani seperti
makan, minum (di siang hari). Mampu menjaga
panca indera dari perbuatan-perbuatan maksiat
dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk
berzikir kepada Allah (Zikrullah). Hal ini merupakan
manifestasi (perwujudan) dari sifat-sifat malaikat,
sebab malaikat merupakan makhluk yang paling
dekat dengan Allah, selalu berzikir kepada Allah,
selalu bersih, dan doanya selalu diterima.
Dengan demikian maka wajarlah bagi orang yang
berpuasa mendapatkan fasilitas dari Allah yaitu
dipersamakan dengan malaikat. Hal ini diperkuat
oleh sabda Rasulullah dalam salah satu haditsnya
yang diriwayatkan oleh Turmudzi yaitu :
“Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka
yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka,
kepala negara yang adil, dan orang yang
teraniaya”(HR. Turmudzi).
Juga dalam hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin
‘As, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya orang yang berpuasa diwaktu ia
berbuka tersedia doa yang makbul” (HR. Ibnu
Majah)
Disamping itu hikmah yang terpenting dari
berpuasa adalah diampuni dosanya oleh Allah SWT
sehingga jiwanya menjadi bersih dan akan
dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT. Hal ini
diperkuat dengan hadits Nabi yaitu :
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena
iman dan perhitungannya (mengharapkan keridla’an
Allah) maka diampunilah dosa-dosanya. (HR.
Bukhari)
Juga dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
yaitu :
Dari Sahl r.a dari Nabi SAW beliau bersabda :
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu
yang disebut dengan Rayyan. Pada hari kiamat
orang-orang yang berpuasa akan masuk surga dari
pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu
selain mereka. (Mereka) dipanggil : Mana orang
yang berpuasa ? Lalu mereka berdiri. Setelah
mereka itu masuk, pintu segera dikunci, maka
tidak seorangpun lagi yang dapat masuk” (HR.
Bukhari)
Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa
berpuasa membawa manfaat yang sangat besar
bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun
makhluk sosial. Sehingga setelah seseorang selesai
menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan
diharapkan ia menjadi bersih dan sehat baik jasmani
maupun rohani dan kembali suci bagai bayi yang
baru lahir. Amiin.
Daftar Pustaka :
– M. Noor Matdawam, Ibadah puasa dan amalan-
amalan di Bulan Suci Ramadhan
– M Noor Matdawam, Pembinaan dan Pemantapan
Dasar Agama
– Maftuh Ahnan, Mutiara Hadits Shahih Bukhari
– Al Qur’an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar